Lord
Khrisna atau Sri Kresna dalam jagad pewayangan Jawa dikenal sebagai sosok yang waskita, ngerti sakdurunge winarah, apa kang
cinipta kelakon, sinedya dadi. Sebab ia adalah titsing Wisnu kekandhangane
Hyang Suman. Merupakan permata dari
bangsanya, bangsa Yadawa. Bangsa dengan
klan – klan yang cukup besar, mendiami banyak Negara, seperti Dwarawati atau
Dwaraka, Kumbina atau Kundina, Lesanpura, dengan Mandura sebagai induknya. Ikatan
kekeluargaan Yadawa sangatlah erat, jika suatu klan Yadawa menyerang kerajaan
lain maka klan Yadawa lainnya akan
membantu. Sebaliknya, jika suatu klan diserang bangsa lain maka seluruh Yadawa
akan bersatu untuk mempertahankan diri. Maka tidak heran jika diantara darah
Yadawa muncul petarung – petarung ulung seperti Baladewa atau Balarama, Kamsa,
Sisupala, Setyaki dan ayahnya Ugrasena. Mereka adalah tipe Yadawa yang dianggap
paling sejati, dengan semangat yang meledak – ledak, semangat juang menggelora,
dan ber temperamen tinggi. Ada lagi tipe Yadawa yang kedua, yaitu lebih
diplomatis, pandai bernegosiasi, lihai merangkai kalimat untuk menundukka lawan
bicaranya atau sekedar membenarkan perbuatannya agar diterima orang lain,
mereka seperti Arya Prabu Rukma, Samba, Setyaka, dan tentu saja yang paling
hebat, Sri Kresna sendiri.
Segala
sesuatu sepertinya sudah dimiliki Bangsa Yadawa, mulai dari kejayaan, kekayaan,
kerajaan yang luas, hingga status “kebangsawanan”
di kalangan bangsawan Arya sendiri. Namun ada hal yang masih menjadi
kekhawatiran Sri Kresna, yaitu bahwa segala yang dimiliki Kaum Yadawa tidak
akan bertahan lama, sebentar lagi kegemilangan bangsanya akan segera lenyap. Seluruh
kejayaan, kekayaan, dan kerajaan besarnya akan hancur, yang tersisa hanyalah
puing puing sisa masa gemilang yang tidak lagi bernilai, dan didiami oleh
Yadawa golongan rendahan yang hidup tidak menentu. Tentu tidak sulit bagi
Kresna untuk menerawang hal yang akan terjadi di masa depan dengan kemampuan
yang dimilikinya. Dan dia juga paham jika ini adalah kehendak Yang Kuasa untuk
menghukum kaumnya yang karena dimanjakan oleh keadaan hingga timbul rasa malas
dan congkak. Ia sangat prihatin diantara putra – putranya, terutana Samba yang
diharapkan menjadi penerusnya tidak mencerminkan sosok kepemimpinan yang
diharapkan, Samba terlalu dimanjakan oleh keluarganya. Atau sikap congkak yang
ditunjukkan oleh sepupu jauhnya Sisupala, atau kesombongan Kritawarma yang
bersekutu dengan Kurawa, sudah membuat moral Bangsa Yadawa semakin bobrok.
Hati
Sri Kresna semakin teriris ketika melihat “ sepupu “ bangsanya yaitu Bangsa
Kuru yang saat itu dipelopori oleh Pandhawa dan Kurawa, semakin gilang
gemilang, meniti puncak kejayaan diantara Bangsa Arya. Ia tersenyum kecut
melihat apa yang terjadi. Namun Sri Kresna bukanlah orang yang menyerah pada
nasib, ia mulai menyusun siasat dan strategi untuk melanggengkan hagemoni
bangsanya. Ia sadar saat ini yang mejadi kiblat Para Suku Arya adalah Bangsa
Kuru, maka mau tidak mau ia harus mendekati dan sebisa mungkin masuk dalam
lingkaran Bangsa Kuru. Ia menyuruh kakaknya, Baladewa untuk mendekati Kurawa,
sedang ia sendiri mendekati Pandhawa. Metode perkawinan politikpun ia lakukan. Pertama
ia menggunakan adik perempuannya, Sembadra untuk dinikahkan dengan Arjuna dari
keluarga Pandhawa. Sri Kresna mengetahu bahwa keturunan Arjunalah yang
sesungguhnya akan mendapatkan wahyu keprabon, pewaris tahta Raja Besar Arya. Dan
apa yang apa yang dikehendaki terjadi, dari Rahim Sembadra lahirlah Abimanyu,
berdarah setengah Yadawa setengah Kuru. Investasinya dimasa depan akan berhasil.
Namun
ia masih belum puas, ia menginginkan darah Yadawa murni yang menjadi penguasa. Ketika
Dewa menurunkan Wahyu Cakraningrat, yaitu barangsiapa mendapatkan wahyu
tersebut maka ia akan menurunkan raja – raja besar. Maka ia mengutus anaknya,
yaitu Samba untuk mendapatkan wahyu tersebut. Namun untung tak dapat diraih,
malang tak dapat dielakkan, Samba tidak berhasil mendapatkan Wahyu
Cakraningrat, bahkan Abimanyulah yang mendapatkannya. Sri Kresna jelas kecewa,
meski setiap orang awam yang tak berilmu
pun akan tahu jika Samba tak akan mungkin menang bersaing dengan Abimanyu,
Samba tak punya kecakapan sama sekali, sedang Abimanyu selain lihai dalam seni
perang ia juga mulai belajar bab tata Negara, semakin memantapkan bahwa ia
calon raja besar.
Kegusaran
hatinya mendorong Sri Kresna untuk mengulangi cara yang pernah ia lakukan
dahulu, yaitu perkawinan politik. Putrinya yang bernama Siti Sundari ia
nikahkan dengan Abimanyu yang baru berusia 15 tahun. Meski mereka masih saudara
sepupu dan mempelai wanita jauh lebih tua dari mempelai pria. Harapan Sri
Kresna agar anak dari Abimanyu akan
lebih dekat dengannya karena darah Yadawa yang mengalir di nadinya lebih
dominan. Tidak hanya itu, dengan dalih mempererat ikatan kekeluargaan antara ia
dan Arjuna, anaknya yang lain yaitu Titisari ia nikahkan dengan Irawan, anak
Arjuna yang lain. Akan tetapi terjadi suatu hal diluar prediksi Sri Kresna,
Siti Sundari ternyata mandul, dan Abimanyu menikah lagi dengan Utari, Putri
Wirata dari Bangsa Matsya. Kekhawatiran Sri Kresna semakin menjadi ketika
mengetahui Utari mengandung anak Abimanyu, yang pastinya akan kelak akan
menjadi raja, daa hancurlah kesempatan bagi Bangsa Yadawa untuk berkuasa.
Buntu
pikiran Sri Kresna membawanya untuk menggunakan siasat terakhir. Jika Bangsa
Kuru tak bisa disusupi dengan cara halus, maka hancurkan dengan cara kasar. Ya,
Bangsa Kuru harus disingkirkan. Menggunakan isu tahta Kerajaan Hastinapura yang
menjadi sengketa antara Pandhawa dan Kurawa, ia kembali mengobarkan semangat
Para Pandhawa untuk mengklaim Hastina yang menjadi hak mereka. Dengan kepandaiannya
merangkai kata hingga para Pandhawa terbuai dan mengamini apa pendapat Sri
Kresna. Para Pandawa yang sebenarnya sudah merelakan Hastina, kembali bangkit
atas “ hasutan “ Sri Kresna untuk meminta hak tahta Hastina. Dari kefasihannya
berbicara hingga Para Pandhawa sepakat mengangkat Sri Krisna menjadi penasihat
perang mereka. Hati Sri Krisna bersorak, ia mulai menancapkan kekuasaannya atas
Bangsa Kuru. Pandhawa akan berperang dengan Kurawa, siapapun yang menang Bangsa
Kuru akan lemah dan saat itu Bangsa Yadawa lah yang akan mengambil keuntungan. Masih
ada hal yang mengganjal, Baladewa kakaknya merupakan penasihat Kurawa, ia tahu
bahwa kakaknya pasti akan membela Kurawa. Ia tidak ingin perang saudara Bangsa
Kuru juga akan diikuti perang saudara Bangsa Yadawa. Untuk itu ia menggunakan
tipuu muslihat dengan mengungsikan kakaknya ke Grojogan Sewu selama perang
terjadi agar Baladewa tidak bisa ambil bagian dalam perang.
Waktu
yang sangat dinantikan Sri Kresna tiba. Perang saudara Pandhawa – Kurawa yang
lazim disebut Bharatayuda itu akhirnya meletus. Pihak Pandhawa mempercayakan
jalannya perang kepada Sri Kresna. Setiap panglima perang yang maju harus
mendapat persetujuannya. Dengan dalih mendapatkan ilham dari Dewa berdasarkan
Kitab Jitabsara, ia mulai mengangkat panglima perang dari kalangan putra –
putra Pandhawa. Dan hasilnya, sebagian besar putra Pandhawa gugur, termasuk
menantunya sendiri yaitu Abimanyu, dalam hati kecilnya Sri Kresna memendam
kekecewaaan kenapa Abimanyu tidak memiliki keturunan dengan anaknya, Siti
Sundari. Singkat cerita perang berakhir dengan kemenangan pihak Pandhawa,
seluruh Kurawa gugur. Secara de jure Pandhawa yang menang namun secara de facto
Sri Kresnalah yang menang, mengingat sebagian putra Pandhawa yang terkemuka
telah tewas. Yang tersisa hanyalah Pandhawa dan beberapa putranya serta anak mendiang
Abimanyu yang baru lahir, kemudian diberi nama Parikesit.
Kemenangan
Pandhawa membuat nama Sri Kresna menjadi harum, para Pandhawa menganggap
racikan strategi Sri Kresnalah yang mengantarkan mereka memenangi perang besar.
Maka setiap ucapan Sri Kresna selalu mereka turuti. Inilah kesempatan emas bagi
Sri Kresna untuk mengubah percaturan politik Para Bangsa Arya. Ia membuat
kebijakan yang sangat kontroversial. Alih – alih Yudhistira sebagai Pandhawa
tertua, atau Pancawala, anaknya yang dijadikan raja di Hastina, tetapi malah
Parikesit, bayi orok yang baru lahir, anak dari Abimanyu yang dinobatkan
menjadi Raja Hastinapura. Ia sadar hanya Parikesitlah yang memiliki sedikit
Darah Yadawa yang paling berpeluang menjadi raja. Lebih aneh lagi, cucunya,
anak dari Samba, yang bernama Arya Dwara ia jadikan Patih di Hastina, padahal
apa kontribusi Dwara selama ini? Ia bahkan bukan kerabat Pandhawa. Belum cukup
sampai disitu, kuku kekuasaan Yadawa semakin menancap di hastinapura setelah
Baladewa, kakak Sri Kresna diangkat menjadi penasihat utama kerajaan. Jadi setiap
kebijakan yang diambil pastilah berasal dari Baladewa atau Arya Dwara sebagai
pemangku jabatan strategis. Sedang apa yang didapatkan Pandhawa ? dengan kata –
kata halusnya Sri Kresna mengajak Para Pandhawa untuk mengasingkan diri
meninggalkan keduniawian untuk menebus dosa mereka karena telah berperang
dengan saudaranya sendiri, para Kurawa.
Sekarang
Sri Kresna sudah bisa bernafas lega. Meski sebentar lagi kerajaan dan bangsanya
akan hancur tercerai berai, setidaknya masih ada kekuasaan di Hastinapura. Segala
upaya dan siasatnya sekian tahun akhirnya membuahkan hasil juga, segala cara sudah
ia lakukan walau kadang terkesan licik, picik, bahkan kejam. Tapi tak apalah
yang penting ambisinya tercapai. Toh dia adalah titisan Lord Vhisnu yang berhak
mengubah jalannya takdir manusia. Ya dialah Sri Krisna…
di wayang jawa kresna juga kena kutukan dewi gandari kayak yg di mahabarata india g mas?
BalasHapusMemang di cerita pewayangan jawa sebenarnya juga kresna dikutuk oleh gendari, tapi jarang ada dalang yang melakonkanya, lakon yang sering dipentaskan, setelah perang barata yuda paling lahirnya parikesit dan parikesit jadi raja hastina,
HapusMenurut saya itu bukan ambisi dan kelicikan. Karena anda tdk faham sepenuhnya mengenai cerita krisna.
BalasHapuslihat lakon banjaran narayana
Hapushttps://www.youtube.com/watch?v=pJszSNIZJas
Ngko tek mikir disit ya..
BalasHapusKo dicampur aduk gitu bos,. Versi india jangan dcampur dngan versi jawa semrawut jadinya,.. Karena versi jawa sudah diolah lg oleh para wali sanga, agar selaras dengan ajaran islam, dan menambahkan beberapa tokoh agar lebih menarik, kalo mau mengupa versi india ya versi india sja, versi jawa ya jawa saja jangan dicampur, diibaratkan makanan bakso rasanya enak, soto juga enak tapi kalo bakso sama soto dicampur jadi satu ya hasilnya tidak enak bos,. Sebelum anda mengupas sesuatu dipelajari dulu, jangan asal tulis,.. Dipahami dulu dari awal sampe akhir lalu dikoreksi
BalasHapus👍👍
HapusPerlu di ketahui. Semua yg terjadi dalam setiap cerita dalam Mahabarata adalah kehendak dan takdir yg di buat Sri Krishna sendiri. Beliau pun sudah tau apa peran beliau ,kehidupan beliau dan bagaimana nanti beliau berpulang. Ini hanyalah permainan Rohani beliau saja agar manusia memetik pelajaran atas semua jalan cerita dalam Mahabarata.
BalasHapusMemang benar! Sejarah adalah milik sang pemenang,Krisna tokoh yang sangat terlalu di besar besarkan.coba pihak yang menang adalah korawa..?liicciikkkkk melebihi Sengkuni!
BalasHapusMana mungkin avatara Wishnu SPT itu.dia hanya mengklaim saja.sejarah milik sang pemenang. Puja dewa Siwa..
Memang benar! Sejarah adalah milik sang pemenang,Krisna tokoh yang sangat terlalu di besar besarkan.coba pihak yang menang adalah korawa..?liicciikkkkk melebihi Sengkuni!
BalasHapusMana mungkin avatara Wishnu SPT itu.dia hanya mengklaim saja.sejarah milik sang pemenang. Puja dewa Siwa..
Blog ga bermutu alias cucoklogi
BalasHapusini kayaknya salah..bukan seperti itu cerita sebenarnya..
BalasHapuskrisna itu avatara dewa wisnu...dan semua yang terjadi itu kehendak dewa wisnu..perang bharatayuda itu perang antara kebaikan dan keburukan..krisna ingin memberi tahu manusia kalo siapapun yang terlibat dalam kejahatan akan hancur
Casino in St. Louis opens its doors - Dr.MCD
BalasHapuscasino in 전주 출장안마 St. Louis opens its doors 대전광역 출장안마 The 당진 출장마사지 MGM Resorts casino in St. Louis will 구미 출장샵 open in early next 안성 출장마사지 year.